Psikolog
dan Psikiater Kedua profesi ini seringkali
disamakan karena keduanya sama-sama berurusan dengan orang dengan masalah
kejiwaan. Padahal sebenarnya keduanya cukup berbeda.
Psikiater
Saya mulai
menjelaskan dengan psikiater. Psikiatri adalah cabang ilmu kedokteran yang
spesialisasi di ilmu kejiwaan. Jadi seorang psikiater atau di film Amerika
sering disebut sebagai “shrink” adalah dokter yang
mengambil spesialisasi ilmu kejiwaan. Gelar mereka biasanya ditulis dr. Nama, SpKJ.
Sebagaimana
halnya dokter, psikiater fokus terhadap penyebab biologis dari permasalahan
kejiwaan. Perlu saya jelaskan dulu bahwa masalah kejiwaan seseorang bisa
disebabkan dan dipengaruhi oleh dua faktor besar, biologis dan psikososial
(faktor lingkungan individu tersebut). Oleh karena itu dalam menangani
permasalahan kejiwaan biasanya akan dilakukan dengan kedua pendekatan ini. Nah,
psikiater menggunakan pendekatan biologis. Ketika ingin menentukan diagnosa
pasien dan penyebabnya, mereka akan memeriksa layaknya dokter, selain wawancara
mereka akan melakukan pemeriksaan fisik, seperti CT scan dan sebagainya. Untuk
menyembuhkan pasien, mereka menggunakan pendekatan biologis juga yaitu dengan
memberi obat.
Psikolog
Ilmu psikologi
adalah cabang ilmu sosial yang fokus untuk mempelajari manusia. Para
psikolog adalah para lulusan S2 Profesi Psikologi. Gelar yang mereka miliki
adalah Nama,M.Psi, Psikolog.
Untuk gelar ini sebenarnya terdapat perbedaan, bergantung tahun kelulusan
psikolog tersebut, karena adanya perubahan dalam hal kurikulum psikologi.
Sebelum tahun 1992, psikolog adalah lulusan S1 yang mengikuti studi psikologi
selama 6 tahun. Sedangkan setelah 1992, lulusan S1 yang studi selama 4 tahun
disebut sebagai Sarjana Psikologi. Sarjana Psikologi baru bisa disebut sebagai
Psikolog jika mereka melanjutkan studi ke S2 program Profesi selama 2 tahun.
Seorang
psikolog tidak hanya selalu mereka yang praktik di klinik. Selain psikologi
klinis, psikologi memiliki bidang spesialisasi yang lulusannya juga memiliki
gelar psikolog, seperti psikologi industri dan organisasi dan psikologi
pendidikan. Psikolog industri dan organisasi adalah para psikolog di dunia
kerja. Mereka biasanya bekerja di bagian Human Resources and Development (HRD). Sedangkan Psikolog
pendidikan adalah para psikolog yang berkecimpung di dunia pendidikan, biasanya
mereka adalah konselor di sekolah atau universitas. Dalam artikel ini, kita
fokus kepada psikolog yang bekerja di dunia klinis.
Sebagai ilmu
sosial, tentunya psikolog menggunakan pendekatan sosial dari permasalahan
kejiwaan. Selain individunya, mereka juga mempelajari aspek sosial dari
individu tersebut, seperti keluarga, norma masyarakat dan agama. Dalam
menentukan diagnosa dan penyebab, mereka akan melakukan wawancara yang mendalam
dengan klien dan jika memungkinkan keluarganya. Melalui wawancara mendalam
tersebut, psikolog mencari tahu akar permasalahan sehingga bisa menentukan
terapi atau intervensi yang tepat untuk membantu klien.
Kalau psikiater
memiliki obat dan peralatan medik, maka psikolog memiliki terapi, konseling,
intervensi dan alat tes. Untuk membantu diagnosa, psikolog terkadang
menggunakan bantuan tes-tes psikologi.. Fungsinya untuk membantu psikolog dalam
menentukan diagnosa. Untuk menyembuhkan atau menghilangkan permasalahan
kejiwaan, psikolog menggunakan terapi konseling dan intervensi. Selain klien,
psikolog juga melakukan intervensi dan konseling kepada lingkungan sosial
klien, yang dianggap memiliki pengaruh terhadap masalah klien. Hal ini memiliki
tujuan jangka panjang untuk menghindari klien “kambuh” setelah program
terapinya selesai.
Jadi kapan ke psikiater dan kapan ke psikolog?
Jawaban dari
pertanyaan ini sebetulnya adalah bisa ke keduanya, karena keduanya mendalami
ilmu kejiwaan. Namun, jika Anda merasa atau curiga bahwa permasalahan yang Anda
alami didasari oleh faktor biologis, Anda sebaiknya ke psikiater. Sedangkan
jika Anda merasa permasalahan Anda disebabkan oleh faktor selain biologis, Anda
sebaiknya ke psikolog.
Lalu bagaimana jika saya tidak tahu permasalahan saya didasari oleh
faktor biologis atau tidak?
Kehebatan dari
kedua profesi ini adalah bahwa keduanya memiliki hubungan yang erat dan saling
bekerja sama. Karena permasalahan kejiwaan tidak hanya disebabkan oleh satu faktor
saja, biologis atau sosial saja. Kedua faktor tersebut saling mempengaruhi.
Oleh karena itu, kedua profesi ini saling memerlukan agar permasalahan klien
bisa diselesaikan secara menyeluruh.
Meski kedua
profesi menangani permasalahan kejiwaan, namun ada beberapa permasalahan
kejiwaan yang memang menjadi “keahlian” masing-masing profesi. Misalnya
gangguan skizofrenia atau depresi merupakan keahlian psikiater karena keduanya
penyebab utamanya adalah faktor biologis dan perlu penanganan biologis. Sedangkan
permasalahan keluarga atau kesulitan belajar merupakan keahlian psikolog.
Tetapi terkadang, dalam penanganan pasien skizofrenia misalnya, psikiater
memerlukan psikolog untuk membantu dalam konseling keluarga yang sulit menerima
anggota keluarga mereka mengalami gangguan kejiwaan yang berat. Atau melakukan
terapi jangka panjang terhadap pasien yang sudah membaik dan ingin kembali
hidup di masyarakat, untuk menyesuaikan diri. Sebaliknya seorang psikolog butuh
bantuan psikiater jika ia merasa bahwa kliennya yang kesulitan belajar ternyata
memiliki gangguan kecemasan sehingga memerlukan bantuan obat penenang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar