Jiwa
itu merupakan pengertian yang abstrak, tidak bisa dilihat dan belum
bisa diungkapkan secara lengkap dan jelas, maka orang lebih cenderung
mempelajari “jiwa yang memateri” atau gejala “jiwa yang
meraga/menjasmani”, yaitu bentuk tingkah laku manusia (segala
aktivitas, perbuatan, penampilan diri) sepanjang hidupnya. Oleh karena
itu, psikologi butuh berabad-abad lamanya untuk memisahkan diri dari
ilmu filsafat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar